WELLOME TO MY BLOG., THANK'S FOR COMENT

Minggu, 01 Februari 2015

Pertemuan 4



A.      Definisi Kelompok Sebaya (Peer Group)
Menurut Flachaniago (Home, 3 Januari 2014), kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama. Pengertian sama disini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.

Sejumlah unsur pokok dalam pengertian kelompok sebaya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim;
2.    Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi sosial;
3.    Istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.
Menurut Syeirojj (Home, 23 Desember 2013), kelompok teman sebaya adalah sekelompok teman-teman dengan usia yang sama dan status sosial yang sama, kelompok sebaya mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri seseorang. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain atau teman sebaya dikenal dengan sebutan “peer group”. Teman atau persahabatan merupakan pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja merupakan peranan yang penting bagi perkembangan prilaku dan kepribadiannya.

Kelompok sebaya menawarkan kepada anak-anak dan orang dewasa sama kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial, seperti kepemimpinan, berbagai atau kerja sama tim, dan empati. Kelompok sebaya juga menawarkan kesempatan untuk bereksperimen dengan peran baru dan interaksi sosial, mirip dengan kelompok perlakuan, walaupun mereka kurang terstruktur. Di dalam peer group tidak dipentingkan adanya struktur organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya. Dalam peer group ini, individu merasa menemukan dirinya (pribadi) serta dapat mengembangkan rasa sosialnya sejalan dengan perkembangan kepribadiannya.
Menurut zaturasmith (Home, 23 Desember 2013), kelompok teman sebaya merupakan sekumpulan anak-anak atau individu yang berkumpul dan memiliki tingkat usia yang hampir sama serta memiliki kesamaan tujuan.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan secara umum pengertian kelompok teman sebaya yaitu suatu kelompok anak-anak yang memiliki tingkat usia dan ciri-ciri yang sama dan memiliki kesenangan yang sama pula. Dengan adanya kelompok teman sebaya,seorang individu yang sedang berkembang dari fase kanak-kanak menuju dewasa memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri mereka.
Menurut Zick Rubin dalam Danim (2010: 142), keterampilan bersahabat umumnya melewati empat tahap penting dan saling bertumpang tindih.
1.    Tahap egosentris
Tahap ini dilalui oleh anak sekitar tiga hingga tujuh tahun. Anak mendefinisikan “sahabat” sebagai orang yang tinggal dekat dengan dia atau orang yang mampu memenuhi kebutuhannya.
2.    Tahap pemenuhan kebutuhan
     Tahap ini dimulai antara usia 4 sampai 9 tahun. Pada tahap ini anak  mulai tertarik dengan pribadi anak-anak lainnya. Pada tahap ini, orang tua perlu mendorong dan menolong anak untuk mengembangkan kemampuannya dalam bersahabat.
3.    Tahap balas jasa
     Pada anak usia 6 sampai 12 tahun biasanya mulai memasuki tahap ini. Pada usia ini anak mulai mengerti apa artinya nilai tukar menukar dan rasa keadilan.
4.    Tahap intim
     Pada usia 9 sampai 12 tahun dominan dengan persahabatan yang intim. Pusat perhatian dalam persahabatan berubah dari hal-hal yang nampak menjadi lebih psikologis dan emosional. Kesediaan untuk berbagai emosi, masalah dan konflik merupakan keterampilan yang sangat penting dalam tahap ini.

B.       Hakikat Kelompok Sebaya (Peer Group)
Menurut Himcyoo (Home, 23 Desember 2013), hakikat kelompok sebaya (peer group) yaitu sebagai berikut:
1.    Peer group bagaimanapun juga terbentuk mulai dari kelompok informal ke organisasi. Semula individu yang bukan anggota kelompok sekarang menjadi anggota kelompok teman sebayanya. Anak-anak sebaya akan berinteraksi dengan anggota teman sebayanya, sehingga ia bertumbuh di dalamnya.
2.    Peer group mempunyai aturan-aturan tersendiri baik ke dalam maupun ke luar. Hal ini juga dimiliki oleh organisasi sosial lainnya dan merupakan harapan bagi anggota kelompoknya. Aturan-aturan itu, misalnya bagaimana menolong teman sekelompoknya atau bagaimana memanggil teman bila bertemu di jalan.
3.    Peer group menyatakan tradisi-tradisi mereka, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, bahkan bahasa mereka. Karena dalam peer group mempunyai aturan-aturan tersendiri maka mereka juga ingin menunjukkan ciri khas kelompoknya dengan tradisi atau kebiasaan mereka. Dalam kelompok itu ada standar tertentu dalam berpakaian, berbicara antar anggota kelompok dan dalam bertingkah laku.
4.    Situasi daripada harapan peer group, sepenuhnya disetujui oleh harapan-harapan orang dewasa. Pembentukan kelompok sebaya seperti kelompok bermain di sekitar anak secara tidak langsung disetujui oleh orang tua, karena orang tua mudah mengawasinya. Atau kelompok teman di sekolahnya disetujui oleh guru, karena memenuhi harapan guru agar anak berkembang hubungan sosialnya.
5.    Pada kenyataannya peer group diketahui dan diterima oleh sebagian besar orang tua dan guru. Kepentingan dalam hubungan sosial individu sering tidak dikenal oleh anak. Sebagai perbandingan dengan lembaga sosial lainnya seperti keluarga atau sekolah, maka peer group anak belajar tentang hubungan sosialnya dari yang sempit sampai hubungan sosialnya yang semakin luas, dari teman sebaya di rumah sampai teman sekolahnya dan hal ini dapat diketahui dan diterima oleh orang tua dan guru.
6.    Secara kronologis, peer group adalah lembaga kedua yang utama untuk sosialisasi. Biasanya antara usia 4-7 tahun dunia sosial anak berubah secara radikal dari dunia sempit dalam keluarga menuju dunia yang lebih luas dalam peer group. Jadi anak berkembang dari lembaga pertama yaitu keluarga menuju lembaga kedua dalam peer groupnya.

C.      Fungsi  Kelompok Sebaya (Peer Group)
Menurut Himcyoo (Home, 23 Desember 2013), sebagaimana kelompok sosial yang lain, maka peer group juga mempunyai fungsi. Perlu diketahui lebih dahulu tentang pengertian peer group yaitu kelompok anak sebaya yang sukses di mana ia dapat berinteraksi. Hal-hal yang dialami oleh anak-anak tersebut adalah hal-hal yang menyenangkan saja.
Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Mengajarkan kebudayaan. Dalam peer group ini diajarkan kebudayaan yang berada di tempat itu. Misalnya: orang luar negeri masuk ke Indonesia, maka teman sebayanya di Indonesia mengajarkan kebudayaan Indonesia.
2.    Mengajarkan mobilitas sosial. Mobillitas sosial adalah perubahan status yang lain. Misalnya ada kelas menengah dan kelas rendah (tingkat sosial). Dengan adanya kelas rendah pindah ke kelas menengah dinamakan mobilitas sosial. Dalam hal ini Neugarten mengadakan penyelidikan pada kelas V dan VI, mendapatkan data bahwa apabila mereka ditanya siapa teman mereka yang paling baik, kebanyakan mereka menunjuk anak yang berasal di atas sosial mereka, baru kemudian anak dari kelas mereka sendiri.
3.    Membantu peranan sosial yang baru. Peer group memberi kesempatan bagi anggotanya untuk mengisi peranan sosial yang baru. Misalnya: anak yang belajar bagaimana menjadi pemimpin yang baik, dan sebagainya.
4.    Peer group sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru bahkan untuk masyarakat. Kelompok teman sebaya di sekolah bisa sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua tentang hubungan sosial individu dan seorang yang berprestasi baik dapat dibandingkan dalam kelompoknya. Peer group di masyarakat sebagai sumber informasi, kalau salah satu anggotanya berhasil, maka di mata masyarakat peer group itu berhasil. Atau sebaliknya, bila suatu kelompok sebaya itu sukses maka anggota-anggotanya juga baik.
5.    Dalam peer group, individu dapat mencapai ketergantungan satu sama lain. Karena dalam peer group ini mereka dapat merasakan kebersamaan dalam kelompok, mereka saling tergantung satu sama lainnya.
6.    Peer group mengajar moral orang dewasa. Anggota peer group bersikap dan bertingkah laku seperti orang dewasa, untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa mereka memperoleh kemantapan sosial. Tingkah laku mereka seperti orang dewasa, tapi mereka tidak mau disebut dewasa. Mereka ingin melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang dewasa, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga bisa berbuat seperti orang dewasa.
7.    Di dalam peer group, individu dapat mencapai kebebasan sendiri. Kebebasan di sini diartikan sebagai kebebasan untuk berpendapat, bertindak atau untuk menemukan identitas diri. Karena dalam kelompok itu, anggota-anggota yang lain juga mempunyai tujuan dan keinginan yang sama. Berbeda kalau anak bergabung dengan orang dewasa, maka anak akan sulit untuk mengutarakan pendapat atau untuk bertindak, karena status orang dewasa selalu berada di atas dunia anak sebaya.
8.    Di dalam peer group, anak-anak mempunyai organisasi sosial yang baru. Anak belajar tentang tingkah laku yang baru, yang tidak terdapat dalam keluarga. Dalam keluarga yang strukturnya lebih sempit, anak belajar bagaimana menjadi anak dan saudara. Sekarang dalam peer group mereka belajar tentang bagaimana menjadi teman, bagaimana mereka berorganisasi, bagaimana berhubungan dengan anggota kelompok yang lain, dan bagaimana menjadi seorang pemimpin dan pengikut. Peer group menyediakan peranan yang cocok bagi anggotanya untuk mengisi peranan sosial yang baru.

D.      Ciri-Ciri  Kelompok Sebaya (Peer group)
Menurut Himcyoo (Home, 23 Desember 2013), adapun ciri-ciri daripada peer group adalah sebagai berikut:
1.    Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Peer group terbentuk secara spontan. Di antara anggota kelompok mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu diantara anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin. Di mana semua anggota beranggapan bahwa dia memang pantas dijadikan sebagai pemimpin, biasanya anak yang disegani dalam kelompok itu. Semua anggota merasa sama kedudukan dan fungsinya.
2.    Bersifat sementara. Karena tidak ada struktur organisasi yang jelas, maka kelompok ini kemungkinan tidak bisa bertahan lama, lebih-lebih jika yang menjadi keinginan masing-masing anggota kelompok tidak tercapai, atau karena keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah. Yang terpenting dalam peer group adalah mutu hubungan yang bersifat sementara.
3.    Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas. Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka pada umumnya terdiri dari individu yang berbeda-beda lingkungannya, di mana mempunyai aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan yang berbeda-beda pula. Lalu mereka memasukkannya dalam peer group, sehingga mereka saling belajar secara tidak langsung tentang kebiasan-kebiasaan itu dan dipilih yang sesuai dengan kelompok kemudian dijadikan kebiasaan-kebiasaan kelompok.
4.    Anggotanya adalah individu yang sebaya. Contoh konkritnya pada anak-anak usia SMP atau SMA, di mana mereka mempunyai keinginan dan tujuan serta kebutuhan yang sama.

E.       Jenis-jenis Kelompok Sebaya (Peer group)
Menurut Boharudin (Home, 23 Desember 2013), setiap kelompok sebaya mempunyai atauran baik yang bersifat implisit maupun eksplisit, harapan-harapan terhadap anggotanya. Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1.    Kelompok sebaya yang bersifat informal. Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur,dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan,gang dll. Didalam kelompok ini tidak adabimbingan dan pertisipasi orang dewasa.
2.    Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok sebaya ini misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda dan organisasi lainnya.

Menurut Robbins dalam Boharudin (Home, 23 Desember 2013), ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi yaitu sebagai berikut:
1.    Kelompok permainan (play group) terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas.
2.     Gang bertujuan kegiatannya untuk kejahatan, kekerasan, dan perbuatan anti sosial. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa.
3.    Sementara itu klik (clique), para anggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidak menimbulkan konflik sisial.
      Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa kelompok sebaya sangat berperan penting dalam proses sosialisasi individu terutama kelompok sebaya remaja. Pengaruh kelompok sebaya tidak hanya berdampak negatif akan tetapi juga berdampak positif. Untuk itu pembentengan diri melalui keluarga masih sangat diperlukan bahwa ketika anak memiliki teman maka kenalilah siapa yang menjadi teman anak kita.

F.       Pengaruh Perkembangan Kelompok Sebaya (peer group)
Menurut Havinghurst dalam Himcyoo (Home, 23 Desember 2013),  pengaruh perkembangan peer group ini mengakibatkan adanya:
1.    Kelas-kelas sosial. Pembentukan kelompok sebaya berdasarkan tingkat status sosial ekonomi individu, sehingga dapat digolongkan atas kelompok kaya dan kelompok miskin.
2.    ‘In’ dan ‘Out’ group. ‘In’ group adalah teman sebaya dalam kelompok. ‘Out’ group adalah teman sebaya di luar kelompok. Contoh yang mudah mengenai ‘in’ dan ‘Out’ group ini dapat kita rasakan dalam kelas, di mana kita mempunyai teman akrab dan teman tidak akrab (biasa). Teman yang akrab tersebut dinamakan ‘in’ group dan teman yang lainnya kita sebut ‘Out’ group.
Pengaruh lain dalam peer group ini ada yang positif dan ada yang negatif yaitu sebagai berikut:
1.    Pengaruh positif dari peer group adalah:
a.    Apabila individu di dalam kehidupannya memiliki peer group
maka mereka akan lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
b.    Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan.
c.    Bila individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota akan       dapat membentuk masyarakat yang akan direncanakan sesuai dengan kebudayaan yang mereka anggap baik (menyeleksi kebudayaan dari  beberapa temannya).
d.   Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan dan melatih bakatnya.
e.    Mendorong individu untuk bersikap mandiri.
f.     Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.

2.    Pengaruh negatif dari peer group adalah;
a.    Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan.
b.    Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota.
c.    Menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan anggota yang lain yang tidak memiliki kesamaan dengan dirinya.
d.   Timbulnya persaingan antar anggota kelompok.
e.       Timbulnya pertentangan/gap-gap antarkelompok sebaya.
Misalnya: antara kelompok kaya dengan kelompok miskin.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar