A. Definisi Kelompok Sebaya (Peer Group)
Menurut
Flachaniago (Home, 3 Januari 2014), kelompok sebaya adalah kelompok yang
terdiri atas sejumlah individu yang sama. Pengertian sama disini berarti
individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan
dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan
usia dan status sosialnya.
Sejumlah unsur pokok dalam pengertian
kelompok sebaya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kelompok
sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim;
2. Anggota
kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia
dan status atau posisi sosial;
3. Istilah
kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja, atau
kelompok orang dewasa.
Menurut
Syeirojj (Home, 23 Desember 2013), kelompok teman sebaya adalah sekelompok
teman-teman dengan usia yang sama dan status sosial yang sama, kelompok sebaya
mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri seseorang. Pada usia remaja,
kelompok sepermainan berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas.
Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain atau teman sebaya dikenal dengan
sebutan “peer group”. Teman atau persahabatan merupakan pengelompokan sosial
yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain.
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja merupakan peranan
yang penting bagi perkembangan prilaku dan kepribadiannya.
Kelompok sebaya menawarkan kepada
anak-anak dan orang dewasa sama kesempatan untuk mengembangkan berbagai
keterampilan sosial, seperti kepemimpinan, berbagai atau kerja sama tim, dan
empati. Kelompok sebaya juga menawarkan kesempatan untuk bereksperimen dengan peran
baru dan interaksi sosial, mirip dengan kelompok perlakuan, walaupun mereka
kurang terstruktur. Di dalam peer group tidak dipentingkan adanya
struktur organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung
jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya. Dalam peer group ini,
individu merasa menemukan dirinya (pribadi) serta dapat mengembangkan rasa
sosialnya sejalan dengan perkembangan kepribadiannya.
Menurut
zaturasmith (Home, 23 Desember 2013), kelompok teman sebaya merupakan
sekumpulan anak-anak atau individu yang berkumpul dan memiliki tingkat usia
yang hampir sama serta memiliki kesamaan tujuan.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan secara umum pengertian kelompok teman sebaya yaitu suatu kelompok
anak-anak yang memiliki tingkat usia dan ciri-ciri yang sama dan memiliki
kesenangan yang sama pula. Dengan adanya kelompok teman sebaya,seorang individu
yang sedang berkembang dari fase kanak-kanak menuju dewasa memiliki kesempatan
untuk mengembangkan diri mereka.
Menurut Zick Rubin dalam Danim (2010: 142), keterampilan bersahabat
umumnya melewati empat tahap penting dan saling bertumpang tindih.
1. Tahap
egosentris
Tahap
ini dilalui oleh anak sekitar tiga hingga tujuh tahun. Anak mendefinisikan
“sahabat” sebagai orang yang tinggal dekat dengan dia atau orang yang mampu
memenuhi kebutuhannya.
2. Tahap
pemenuhan kebutuhan
Tahap ini dimulai antara usia 4 sampai 9 tahun. Pada tahap ini anak mulai tertarik dengan pribadi anak-anak
lainnya. Pada tahap ini, orang tua perlu mendorong dan menolong anak untuk
mengembangkan kemampuannya dalam bersahabat.
3. Tahap
balas jasa
Pada anak usia 6 sampai 12 tahun biasanya mulai memasuki tahap ini. Pada
usia ini anak mulai mengerti apa artinya nilai tukar menukar dan rasa keadilan.
4. Tahap
intim
Pada usia 9 sampai 12 tahun dominan dengan persahabatan yang intim.
Pusat perhatian dalam persahabatan berubah dari hal-hal yang nampak menjadi
lebih psikologis dan emosional. Kesediaan untuk berbagai emosi, masalah dan
konflik merupakan keterampilan yang sangat penting dalam tahap ini.
B.
Hakikat Kelompok
Sebaya (Peer Group)
Menurut Himcyoo
(Home, 23 Desember 2013), hakikat kelompok sebaya (peer group) yaitu sebagai berikut:
1. Peer group bagaimanapun
juga terbentuk mulai dari kelompok informal ke organisasi. Semula individu yang
bukan anggota kelompok sekarang menjadi anggota kelompok teman sebayanya.
Anak-anak sebaya akan berinteraksi dengan anggota teman sebayanya, sehingga ia
bertumbuh di dalamnya.
2. Peer group mempunyai
aturan-aturan tersendiri baik ke dalam maupun ke luar. Hal ini juga dimiliki
oleh organisasi sosial lainnya dan merupakan harapan bagi anggota kelompoknya.
Aturan-aturan itu, misalnya bagaimana menolong teman sekelompoknya atau
bagaimana memanggil teman bila bertemu di jalan.
3. Peer group menyatakan
tradisi-tradisi mereka, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, bahkan bahasa mereka.
Karena dalam peer group mempunyai aturan-aturan tersendiri
maka mereka juga ingin menunjukkan ciri khas kelompoknya dengan tradisi atau
kebiasaan mereka. Dalam kelompok itu ada standar tertentu dalam berpakaian,
berbicara antar anggota kelompok dan dalam bertingkah laku.
4. Situasi
daripada harapan peer group, sepenuhnya disetujui oleh harapan-harapan
orang dewasa. Pembentukan kelompok sebaya seperti kelompok bermain di sekitar
anak secara tidak langsung disetujui oleh orang tua, karena orang tua mudah
mengawasinya. Atau kelompok teman di sekolahnya disetujui oleh guru, karena
memenuhi harapan guru agar anak berkembang hubungan sosialnya.
5. Pada
kenyataannya peer group diketahui
dan diterima oleh sebagian besar orang tua dan guru. Kepentingan dalam hubungan
sosial individu sering tidak dikenal oleh anak. Sebagai perbandingan dengan
lembaga sosial lainnya seperti keluarga atau sekolah, maka peer group anak belajar tentang hubungan
sosialnya dari yang sempit sampai hubungan sosialnya yang semakin luas, dari
teman sebaya di rumah sampai teman sekolahnya dan hal ini dapat diketahui dan
diterima oleh orang tua dan guru.
6. Secara
kronologis, peer group adalah lembaga kedua yang utama untuk
sosialisasi. Biasanya antara usia 4-7 tahun dunia sosial anak berubah secara
radikal dari dunia sempit dalam keluarga menuju dunia yang lebih luas dalam peer group. Jadi anak berkembang dari lembaga pertama
yaitu keluarga menuju lembaga kedua dalam peer groupnya.
C.
Fungsi Kelompok Sebaya (Peer Group)
Menurut Himcyoo (Home, 23 Desember
2013), sebagaimana kelompok sosial yang lain, maka peer group juga mempunyai fungsi. Perlu
diketahui lebih dahulu tentang pengertian peer group yaitu
kelompok anak sebaya yang sukses di mana ia dapat berinteraksi. Hal-hal yang
dialami oleh anak-anak tersebut adalah hal-hal yang menyenangkan saja.
Fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan
kebudayaan. Dalam peer group ini diajarkan kebudayaan yang berada
di tempat itu. Misalnya: orang luar negeri masuk ke Indonesia, maka teman
sebayanya di Indonesia mengajarkan kebudayaan Indonesia.
2. Mengajarkan
mobilitas sosial. Mobillitas sosial adalah perubahan status yang lain. Misalnya
ada kelas menengah dan kelas rendah (tingkat sosial). Dengan adanya kelas
rendah pindah ke kelas menengah dinamakan mobilitas sosial. Dalam hal ini
Neugarten mengadakan penyelidikan pada kelas V dan VI, mendapatkan data bahwa
apabila mereka ditanya siapa teman mereka yang paling baik, kebanyakan mereka
menunjuk anak yang berasal di atas sosial mereka, baru kemudian anak dari kelas
mereka sendiri.
3. Membantu
peranan sosial yang baru. Peer group memberi
kesempatan bagi anggotanya untuk mengisi peranan sosial yang baru. Misalnya:
anak yang belajar bagaimana menjadi pemimpin yang baik, dan sebagainya.
4. Peer group sebagai
sumber informasi bagi orang tua dan guru bahkan untuk masyarakat. Kelompok
teman sebaya di sekolah bisa sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua
tentang hubungan sosial individu dan seorang yang berprestasi baik dapat
dibandingkan dalam kelompoknya. Peer group di
masyarakat sebagai sumber informasi, kalau salah satu anggotanya berhasil, maka
di mata masyarakat peer group itu berhasil. Atau sebaliknya, bila
suatu kelompok sebaya itu sukses maka anggota-anggotanya juga baik.
5. Dalam peer group, individu dapat mencapai ketergantungan
satu sama lain. Karena dalam peer group ini
mereka dapat merasakan kebersamaan dalam kelompok, mereka saling tergantung
satu sama lainnya.
6. Peer group mengajar
moral orang dewasa. Anggota peer group bersikap
dan bertingkah laku seperti orang dewasa, untuk mempersiapkan diri menjadi
orang dewasa mereka memperoleh kemantapan sosial. Tingkah laku mereka seperti
orang dewasa, tapi mereka tidak mau disebut dewasa. Mereka ingin melakukan
segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang dewasa, mereka ingin menunjukkan
bahwa mereka juga bisa berbuat seperti orang dewasa.
7. Di
dalam peer group, individu dapat mencapai kebebasan sendiri.
Kebebasan di sini diartikan sebagai kebebasan untuk berpendapat, bertindak atau
untuk menemukan identitas diri. Karena dalam kelompok itu, anggota-anggota yang
lain juga mempunyai tujuan dan keinginan yang sama. Berbeda kalau anak
bergabung dengan orang dewasa, maka anak akan sulit untuk mengutarakan pendapat
atau untuk bertindak, karena status orang dewasa selalu berada di atas dunia
anak sebaya.
8. Di
dalam peer group, anak-anak mempunyai organisasi sosial yang
baru. Anak belajar tentang tingkah laku yang baru, yang tidak terdapat dalam
keluarga. Dalam keluarga yang strukturnya lebih sempit, anak belajar bagaimana
menjadi anak dan saudara. Sekarang dalam peer group mereka
belajar tentang bagaimana menjadi teman, bagaimana mereka berorganisasi,
bagaimana berhubungan dengan anggota kelompok yang lain, dan bagaimana menjadi
seorang pemimpin dan pengikut. Peer group menyediakan
peranan yang cocok bagi anggotanya untuk mengisi peranan sosial yang baru.
D.
Ciri-Ciri Kelompok Sebaya (Peer group)
Menurut Himcyoo (Home, 23 Desember
2013), adapun ciri-ciri daripada peer group adalah sebagai berikut:
1. Tidak
mempunyai struktur organisasi yang jelas. Peer group terbentuk secara
spontan. Di antara anggota kelompok mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada
satu diantara anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin. Di mana semua
anggota beranggapan bahwa dia memang pantas dijadikan sebagai pemimpin,
biasanya anak yang disegani dalam kelompok itu. Semua anggota merasa sama
kedudukan dan fungsinya.
2. Bersifat
sementara. Karena tidak ada struktur organisasi yang jelas, maka kelompok ini
kemungkinan tidak bisa bertahan lama, lebih-lebih jika yang menjadi keinginan
masing-masing anggota kelompok tidak tercapai, atau karena keadaan yang
memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah. Yang terpenting dalam peer
group adalah mutu hubungan yang bersifat sementara.
3. Peer
group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas.
Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka pada umumnya terdiri dari individu
yang berbeda-beda lingkungannya, di mana mempunyai aturan-aturan atau
kebiasaan-kebiasaan yang berbeda-beda pula. Lalu mereka memasukkannya dalam peer
group, sehingga mereka saling belajar secara tidak langsung tentang
kebiasan-kebiasaan itu dan dipilih yang sesuai dengan kelompok kemudian
dijadikan kebiasaan-kebiasaan kelompok.
4. Anggotanya
adalah individu yang sebaya. Contoh konkritnya pada anak-anak usia SMP atau
SMA, di mana mereka mempunyai keinginan dan tujuan serta kebutuhan yang sama.
E.
Jenis-jenis
Kelompok Sebaya (Peer group)
Menurut Boharudin (Home, 23 Desember
2013), setiap kelompok sebaya mempunyai atauran baik yang bersifat implisit
maupun eksplisit, harapan-harapan terhadap anggotanya. Ditinjau dari sifat
organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok
sebaya yang bersifat informal. Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur,dan
dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan,gang dll. Didalam
kelompok ini tidak adabimbingan dan pertisipasi orang dewasa.
2. Kelompok
sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi
atau pengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara
bijaksana maka kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi
nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk dalam
kelompok sebaya ini misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda dan
organisasi lainnya.
Menurut Robbins dalam Boharudin (Home,
23 Desember 2013), ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan
penting dalam proses sosialisasi yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok
permainan (play group) terbentuk
secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya
tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas.
2. Gang bertujuan kegiatannya untuk kejahatan,
kekerasan, dan perbuatan anti sosial. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat
formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam
bimbingan orang dewasa.
3. Sementara
itu klik (clique), para anggotanya
selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat
positif dan tidak menimbulkan konflik sisial.
Dari
uraian diatas, dapat dipahami bahwa kelompok sebaya sangat berperan penting
dalam proses sosialisasi individu terutama kelompok sebaya remaja. Pengaruh
kelompok sebaya tidak hanya berdampak negatif akan tetapi juga berdampak
positif. Untuk itu pembentengan diri melalui keluarga masih sangat diperlukan
bahwa ketika anak memiliki teman maka kenalilah siapa yang menjadi teman anak
kita.
F.
Pengaruh
Perkembangan Kelompok Sebaya (peer group)
Menurut Havinghurst dalam Himcyoo (Home,
23 Desember 2013), pengaruh perkembangan
peer group ini mengakibatkan adanya:
1. Kelas-kelas
sosial. Pembentukan kelompok sebaya berdasarkan tingkat status sosial ekonomi
individu, sehingga dapat digolongkan atas kelompok kaya dan kelompok miskin.
2. ‘In’
dan ‘Out’ group. ‘In’ group adalah teman sebaya dalam kelompok. ‘Out’ group
adalah teman sebaya di luar kelompok. Contoh yang mudah mengenai ‘in’ dan ‘Out’
group ini dapat kita rasakan dalam kelas, di mana kita mempunyai teman akrab
dan teman tidak akrab (biasa). Teman yang akrab tersebut dinamakan ‘in’ group
dan teman yang lainnya kita sebut ‘Out’ group.
Pengaruh lain dalam peer group
ini ada yang positif dan ada yang negatif yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh
positif dari peer group adalah:
a. Apabila
individu di dalam kehidupannya memiliki peer group
maka
mereka akan lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
b. Individu
dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan.
c. Bila
individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota akan dapat membentuk masyarakat yang akan
direncanakan sesuai dengan kebudayaan yang mereka anggap baik (menyeleksi
kebudayaan dari beberapa temannya).
d. Setiap
anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan dan melatih bakatnya.
e. Mendorong
individu untuk bersikap mandiri.
f. Menyalurkan
perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.
2. Pengaruh
negatif dari peer group adalah;
a. Sulit
menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan.
b. Tertutup
bagi individu lain yang tidak termasuk anggota.
c. Menimbulkan
rasa iri pada anggota satu dengan anggota yang lain yang tidak memiliki
kesamaan dengan dirinya.
d. Timbulnya
persaingan antar anggota kelompok.
e. Timbulnya
pertentangan/gap-gap antarkelompok sebaya.
Misalnya:
antara kelompok kaya dengan kelompok miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar